RESENSI 3 NOVEL
KOMET MINOR, KOMET, CEROZ & BATOZAR
Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan. Dalam saga terakhir melawan Si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat, yang bersama-sama melewati berbagai rintangan. Memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama. Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan.
Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.
Aku mulai dulu dari bab pertama, Serial Bumi ini bisa dibilang Harry Potternya Indonesia, untuk pencinta novel bergenre Petualangan Science Fiction sangat direkomendasikan untuk membaca ke enam buku ini, dan lebih seru lagi jika dibaca maraton langsung keenam bukunya. Buku ini merupakan kelanjutan kisah dari buku sebelumnya yaitu Komet, dimana ending-nya saat itu berupa penghiatan oleh Si Tanpa Mahkota yang mengkhianati kebaikan tiga remaja pahlawan yang berasal dari golongan yang berbeda: Raib (golongan Bumi), Seli (golongan Matahari, dan Ali (golongan Bumi). Dalam buku Komet Minor, saat tak ada lagi harapan bagi Ra, Seli dan Ali ketika di perahu mereka diikat dengan jaring perak. Ali si genius, dengan caranya yang mengagumkan, berhasil menjatuhkan sebuah cermin kecil yang terbuat dari berlian. Berkat alat itu, ada yang melakukan teleportasi lewat portal cermin. Maka munculah “BATOZAR – sang pengintai." istilah ini seperti bahasa Jepang di anime Samurai X, hahaha,,
Cerita Novel ini bahasnya masih kental dengan bahasa Melayu, mingkin sang Penulis (Tere Liye) berasal dari Sumatra Selatan. Fokus lagi yaa.. Ini menurutku baru langkah awal, di bab-bab berikutnya menyeritakan tentang keseruan, kelucuan, ketegangan, dan kepedihan, serta kebahagiaan. Menurut saya, di buku ini banyak hal yang membuat saya tertawa dengan kehadiran Batozar yang meramaikan kisah dalam petualangan Raib, Seli, dan Ali. Sang pengintai nomor satu di Klan Bulan ini punya selera humor yang menyenangkan, sehingga ketegangan demi ketegangan yang harus mereka lewati, membuat mereka bisa terus bertahan lama, meski pun kekalahan demi kekalahan datang silih berganti, tak sedikit pun membuat petualangan terasa membosankan, justru sebaliknya. Kalau biasanya di setiap petualangan dalam beberapa buku sebelumnya, kekompakan Raib, Seli dan Ra-lah yang membuat mereka mampu menyelesaikan setiap rintangan yang harus mereka hadapi. Di Komet Minor justru berbeda, kehadiran Batozar membuat ketiga remaja tersebut semakin kuat dan tangguh karena mereka seakan punya kawan sekaligus guru yang bisa melatih kemampuan mereka hingga berkembang dengan pesat. Selama ini mereka bertiga hanya belajar otodidak, kali ini mereka memiliki teman perjalanan sang pengintai hebat yang akan menemani mereka hingga pertarungan dengan Si Tanpa Mahkota usai. Di Komet Minor, Raib, Seli dan Ali memiliki teman seperjalanan yang sangat tangguh, yaitu Batozar. “Biasanya, dalam petualangan kami bertiga, akulah yang menjadi pemimpin. Tapi, dengan kehadiran Batozar, jelas dia yang akan mengambil keputusan apa pun.”
Dalam setiap petualangan, Ali, Seli dan Raib, selalu saja bertengkar. Tapi itulah kehebatan untuk saling menjaga hubungan dan komunikasi yang baik. Mereka selalu kompak, saling melindungi, saling menyayangi, saling peduli. Aku selaku pembaca lover sangat iri dengan cerita ini. Andai aku punya teman seperti itu.. hahaha (halu).
Tokoh utama dalam novel ini :
- ALI : berasal dari golongan Bumi, dia sangat jenius karena hobi membaca buku, sangat setia kawan, dan suka bikin keributan :D.
- RAIB : berasal dari golongan Bulan, memiliki kekuatan bisa menghilang, pukulan berdentum, dan teknik pengobatan ajaib.
- SELI : berasal dari golongan Matahari, dia paling cantik diantara ALI DAN RAIB :D. memiliki kekuatan kinetik, pukulan petir, dan seorang gadis petarung tahan banting.
Kalau Aku, sejujurnya sangat suka ketiga karakter tersebut, Karena mereka sangat kompak dan menlengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada karakter baru dalam buku ini, yaitu: Tuan Entre, Arci, Lady Oopraah alias Kulture, dan ada Finale. Kemudian ada intermazo karakter untuk serial berbeda namanya ST4R dan SP4RKS. Selebihnya karakter dari Buku Pertama sampai buku ini yaitu Raib, Seli dan Ali juga si Tanpa Mahkota. Tidak banyak karakter sih di sini tapi seru banget, karena masing-masing karakter mempunyai keunikan serta kehebatan masing-masing dalam bertarung, dan yang paling kuat tentu saja si Tanpa Mahkota, yang hanya bisa sekalahkan dengan senjata pusaka milik golongan Komet Minor.
Saat Raib, Seli, Ali dan Batozar berada di sebuah kota mereka bertemu dengan dua orang baru yang berbaik hati pada mereka, Kakak beradik bernama ST4R, dan SP4RK yang sedang mencari Ratu Calista di Komet Minor, berasal dari dunia pararel. Ada yang kocak yang terjadi pada diri Ali saat bertemu dengan ST4R yang seusia dengan Ra, Seli dan Ali. Si biang kerok ini mendadak pendiam!!!! Hahaha, baru kali ini Ali berubah pendiam, bukan main!
Selain hal-hal seru dan kocak, ada momen yang sangat menyedihkan, saat Seli terkena racun cacing pasak yang efeknya sangat mematikan. Ketika Seli berjuang hidup dan mati, Raib selalu menemani disampingnya, memberikan pertolongan dengan teknik penyembuh yang sayangnya tak banyak membantu, Ra terus menangis dan berjaga sepanjang malam. Sementara Ali yang sangat perasa, memilih pergi keluar untuk berjalan-jalan, dan ternyata dia justru belanja. Eh tapi, bukan Ali namanya kalau pun dia belanja yang mahal-mahal, pada akhirnya barang tersebut justru akan berguna bagi mereka bertiga saat melakukan petualangan. Di buku ini, Ali cukup sering mengeluarkan kata-kata “super badas” (seingat saya, lebih dari lima kali) saat dia melihat sesuatu yang keren menurutnya, dan satu kali mengeluarkan kata “super super badas” itu saat Ali melihat Finale mengeluarkan kekuatannya ketika melawan si Tanpa Mahkota.
Yang paling unik dan beda dari buku-buku sebelumnya adalah, karena ada karakter yang memiliki kemampuan hebat dan jago banget untuk mengalahkan si Tanpa Mahkota, pemilik potongan ketiga pedang pusaka, sekaligus pembuat dan pencetus ide padang sakti tersebut. Namanya Finale. Di usianya yang sudah tua, dia ternyata pikun. Jadilah pas lagi pertandingan seru-serunya antara hidup dan mati melawan si Tanpa Mahkota, penyakit pikunnya kambuh. “entah apa yang dipikirkan oleh Finale, dia melangkah santai menuju tengah ruangan. Lagi-lagi dia lupa dengan pertarungan, membiarkan kami menyerang si Tanpa Mahkota bertubi-tubi. Aku lupa belum minum kopi pagi ini Kulture. Aku hendak menyeduh kopi. Lady Oopraah menepuk dahi. Tidak ada kopi, Finale, rumahmu bahkan sudah hancur. Lho? Finale termangu menatap lubang menganga. Di mana rumahku? Astaga! Aku benar-benar sudah pikun, Kulture. Aku bahkan lupa meletakkan rumahku di mana. Sumpah, tadi masih ada di sini". Lucu plus Gaje banget ngga sih :D
Pesan moral di dalam Novel Komet Minor yaitu, bahwa sehebat apa pun kekuatan jahat tak ada yang menandinginya, selalu saja bisa dikalahkan dengan kebaikan. Lihat saja, meskipun si Tanpa Mahkota telah berlatih dua ribu tahun, tak ada lawan yang bisa menandinginya, pada akhirnya ia kalah, karena kebodohannya sendiri yang awalnya SOMBONG dia pikir hebat dan pintar. Sebesar apa pun ambisi jahat, pada akhirnya tetap saja akan kalah. Buku ini pun mengingatkanku bahwa persahabatan itu selalu indah dan menyenangkan. Lihat saja tiga sekawan: Raib, Seli, dan Ali, rintangan apa pun yang mereka hadapi, selalu bisa mereka hadapi dan selesaikan, kekompakan mereka dalam menjaga persahabatan, meskipun mereka sering bertengkar, namun saat harus menyelesaikan satu demi satu pertarungan, mereka selalu kompak.
Sinopsis Novel Komet : Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju golongan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel. Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Ceritanya berawal dari novel sebelumnya dimana Si Tanpa Mahkota yang berhasil keluar secara tidak sengaja dari penjara tanpa bayangan ketika Raib, Seli dan Ali mencoba mempertahankan pasak bumi. Komet merupakan sebutan klan dunia paralel lainnya yang sangat sulit ditemukan, tidak ada yang tahu dimana letak persis klan tersebut, dan sebelum Si Tanpa Mahkota menemukan klan Komet untuk memperkuat kekuatan demi ambisinya menguasai dunia. Raib, Seli dan Ali nekat mengejar Si Tanpa Mahkota kemanapun demi menggagalkan ambisinya itu. Raib, Seli dan Ali belum sepenuhnya berhasil mencegah Si Tanpa Mahkota, karena di akhir cerita yang tidak terduga, petualangan mereka masih terus berlanjut.
Di novel ini petualangan Raib dan teman-temannya berlanjut. Para petinggi antarklan mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas rencana si Tanpa Mahkota selanjutnya, ada yang mengatakan orang itu sedang mencari Komet, benarkah begitu?. Lagi-lagi Ali si manusia genius yang hidup di permukaan Bumi lah yang menemukan cara untuk pergi ke Komet, bersamaan dengan itu rintangan datang silih berganti kepada Raib dan teman-temannya.
Pada novel ini tuh petualangannya lebih terasa, bikin deg-degan, penasaran, dan lainnya. Kalo novel Ceros dan Batozar jujur lebih bikin saya sedih dan semacemnya pokoknya emosinya di campur aduk, serta petualangannya dapet banget dibanding novel Komet ini.
Aku mulai dulu dari bab pertama, Novel ini menceritakan mereka bertiga bertualangan (kayak si Bolang bocah petualang) melintasi dunia pararel. Mereka membawa kunci rahasia kekuatan terbesar petualang diantaranya BUMI, BULAN, MATAHARI, dan BINTANG. Lihat mereka! mereka melintasi berbagai portal. Bahu membahu. Dalam suka maupun duka. Hingga tersingkap golongan baru. Petualangan mereka semakin seru. Bertemu sekutu hebat: CEROS dan BATOZAR. Untuk mengalahkan musuh besar si Tanpa Mahkota. Apakah tiga sahabat ini berhasil? Apakah misteri orang tua Raib terjawab? Siapa sebenarnya Ali? Kenapa dia genius sekaligus sumber masalah? Apakah dunia pararel masih terbentang luas?Mari kita temukan jawabannya dalam buku komet!
Saat itulah pertualangan mereka di mulai. Pertualangan tanpa kekuatan benda-benda canggih seperti pada klan-klan sebelumnya. Kehidupan di klan komet sangat lah sederhana. Mereka hanya harus melewati setiap rintangan dan ujian dengan kesabaran dan ketulusan hati. Saat mereka keluar dari portal, mereka terdampar di pulai hari senin. Iya, pada kalan komet, mereka harus mengarungi lautan dan melewati setiap rintangan di setiap pulau. Pulau-pulau itu di beri nama dengan nama hari, mulai dari pulau hari senin sampai pulau hari minggu.
Di pulau hari senin mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Kay setelah melewati rintangan pertama. Mereka juga bertemu dengan Max saat menuju pulau hari senin. Mereka menolong Max yang kapalnya di bakar oleh perompa, setelah Max berhasil mereka selamatkan jadilah teman baru mereka yang menemani mereka menahlukkan lautan.
Rintangan dan ujian silih berganti menghampiri mereka. Hidup bagai roda yang terus berputar, kadang di bawah dan kadang diatas. Terus berhenti tanpa jedah. Terkadang mereka tidur di tempat yang nyenyak dan kadang juga mereka harus tidur sambil terduduk. Terkadang mereka mendapatkan banyak makanan dan kadang juga mereka harus menahan lapar. Mereka harus melewati itu semua dengan sabar dan iklas untuk sampai di pulau bertumbuhan aneh tersebut untuk menyelamatkan dunia paralel dari Si Tampan Mahkota.
Karena kemarin Aku abis baca Komet Minor, setelah sebelumnya juga baca Ceros dan Batozar dari Serial Bumi, dilanjutkan dengan Komet, ternyata Aku menemukan sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Di akhir cerita Komet tertulis… “Perjuangan ini sama sekali belum berakhir. Dan harus menunggu lagi…” kok gemesin banget sih! Gak cukup ternyata baca dua buku langsung kalau ending-nya bikin penasaran begini. Sebenarnya yang paling membuat kesal bukan karena harus menunggu cerita selanjutnya, tapi karena Komet ini diakhiri dengan sebuah pengkhianatan. Kan sedih karena Raib, Ali, dan Seli, anak-anak yang jujur, polos dan tulus justru malah dikhianati. Di buku komet ini ada karakter baru yang bernama Kay dan Nay, baca setiap lembarnya, bikin penasaran terutama karakter bernama Kay yang muncul cukup mengambil banyak porsi dalam cerita ini. Saya suka kedua karakter ini. Ada karakter baru Max, awalnya sih asyik sekalii. Yang unik dari komet, ternyata ada 7 pulau yang ada di golongan tersebut diantaranya Pulau hari senin, Pulau hari selasa, Pulau hari rabu, Pulau hari Kamis, Pulau hari jumat , Pulau hari sabtu, dan Pulau hari minggu (Keren banget ya imajinasinya bang Tere Liye :D)
Nah disini letak Novel Komet yang Unik dan berbeda dari yang lain itu karena tidak ada si pesawat yang memiliki kekuatan SuperRaib (baca buku ceros dan batozar), dia tidak ikut dalam petualangan bersama Raib, Seli dan Ali. Kali ini petualangan mereka menuju Pulau dengan tumbuhan aneh berada. Kalau di buku Ceros dan Batozar cerita tentang Ali dan Raib disimpan di akhir (tentang saling memperhatikan), kalau di komet di awal-awal, saat Seli minta tolong Ali pinjam buku BUMI dari kota Tishri, bilang kalau Ra mau baca buku tersebut tapi malu langsung bilang padanya. Kemudian Ali memperolehnya dari “kurir dunia pararel.” ini peristiwa Seli ngerjain Ali sama Ra ngakak dan seru nih, persahabatan mereka itu menarik dan unik, sekalipun Raib dan Ali sering berantem, ada Seli yang selalu menengahi. Dan….. petualangan di komet ini, benar-benar berbeda, tapi sebenarnya ini adalah bagian dari ujian dalam persahabatan mereka untuk bisa menggagalkan rencana si Tanpa Mahkota. Jempol untuk karakter utama favorit saya dalam serial bumi, yaitu si RAS (Raib, Ali dan Seli) Seperti biasa, buku Komet ini juga jalan ceritanya susah ditebak, keren lah Bang Tere Liye
Awalnya kita hanya bergabung karyawisata biasa seperti murid-murid sekolah lain. Hingga Ali, dengan kegeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruang kuno. Kita tiba di bagian dunia pararel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru serta kekuatan-kekuatan yang menakjubkan. Dunia pararel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat di dalamnya. Cerita ini tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ke-4,5, dari serial “BUMI.” Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Uniknya, novel Ceros dan Batozar yang bercover biru malam dengan gambar badak bercula merupakan novel ke empat setengah karena novel ini adalah novel spin-off serial Bumi, cerita dinovel ini tidak menyambung dari empat novel sebelumnya dan juga tidak memberikan sambungan untuk novel selanjutnya. Novel ini hanya berfokus pada petualangan Raib, Seli dan Ali menghadapi marabahaya hanya dengan kekuatan ketulusan persahabatan, novel ini boleh dibaca sebelum atau sesudah membaca Komet.
Hal unik lainnya, sesuai dengan judul novelnya yang menggunakan kata "dan", novel ini memang terdiri dari dua kisah berbeda yaitu tentang Ceros yang merupakan cerita Raib, Seli dan Ali yang sedang karyawisata ke situs terkenal, kemudian alat canggih Ali menemukan dunia paralel lainnya dibawah situs terkenal tersebut dan mereka akhirnya bertemu dua orang remaja abadi yang dapat berubah menjadi badak bercula.
CEROS Bangunan tua ini, aku sepertinya menyepelekannya. Ada sesuatu di dalamnya, dan itu bukan dari Klan Bumi, melainkan datang dari dunia paralel. Awalnya mereka—Raib, Seli dan Ali—mengikuti karyawisata ke sebuah situs kuno yang usianya sudah lebih dari dua ribu tahun. Seperti siswa-siswa lainnya, mereka berkeliling—mengenal sejarah bangunan kuno tersebut, sebelum radar dari sensor dunia paralel milik Ali mendeteksi adanya sinyal berkekuatan tinggi mencapai skala 10 yang mampu menyaingi skala Tamus ataupun Robot Z. Dengan benda canggih buatan Ali, yang di beri nama SupeRaib mereka menemukan sesuatu yang menakjubkan—sebuah bangunan kuno yang letaknya persis lima puluh kilometer di bawah situs bangunan kuno. Ditengah rasa penasaran, mereka menelusuri bangunan kuno tersebut, tanpa di sangka di bawah kedalaman 1.200 meter di atas permukaan laut, terdapat lorong dengan patung dua manusia berkepala badak dengan tongkat perak di kedua tangannya menyambut mereka. Awalnya, semuanya berjalan lancar, bangunan kuno di dasar perut bumi itu memiliki pemadangan yang menakjubkan, hingga setelah matahari terbenam, mereka di serang oleh manusia—monster—berkepala badak dengan tongkat peraknya yang berkilauan. ILY versi 5 dengan berbagai fitur canggih yang telah Ali berikan, bahkan tak mampu untuk melawan kekuatan kedua manusia—monster—badak tersebut. Kedua manusia berkepala badak tersebut, bahkan menguasai semua teknik bertarung dunia paralel seperti, teleportasi, pukulan berdentum, teknik kinetik, sambaran petir, bahkan teknik-teknik yang belum mampu mereka kuasai.
Di tengah serangan yang tidak ada habisnya, dan mereka telah kehilangan cara untuk melawan, matahari dari ujung ruangan pun terbit. Seketika, dua manusia berkepala badak itu menghilang, digantikan dengan dua lelaki kembar yang menolong mereka. Ngglanggeran dan Nggalanggeram, mereka berasal dari klan Aldebaran—bintang yang paling terang dari konstelasi Taurus, salah satu bintang dalam Tata Surya. Ngglenggaran dan Ngglenggaram menjelaskan tentang monster yang menyerang mereka malam tadi, kedua lelaki kembar itu menyebut manusia berkepala badak itu adalah Ceros. Dalam cerita mereka pula, Ngglenggaran dan Nggalenggaram menceritakan ekspedisi antar klan yang terjadi 40 ribu tahun yang lalu, yang akhirnya membuatnya terjebak ribuan tahun lamanya di dalam bangunan kuno yang bernama Bor-O-Bdur bersama dengan Ceros. Ngglanggeran dan Ngglenggaram juga mengatakan bahwa tidak ada jalan keluar dari ruangan ini, ruangan ini telah di selimuti oleh tameng yang berguna untuk menghalangi agar Ceros tidak keluar dari perut bumi dan merusak permukaan bumi. Hanya ada satu cara untuk dapat keluar dari ruangan ini, yaitu dengan sebuah benda yang dapat merubah wujud Ceros menjadi wujud aslinya. Namun, sayang benda tersebut telah di curi ribuan tahun yang lalu. Tanpa benda tersebut, mereka—Raib, Seli, dan Ali—akan tetap terjebak selamanya di Bor-O-Bdur.
Hanya ada satu bisa keluar dari ruangan itu, mereka harus menggunakan sesuatu yang bisa mengubah ceros ke wujud aslinya. Namun, sesuatu itu sudah dicuri ribuan tahun lalu. Itu artinya mereka terjebak selamanya disana. Ali tahu, benda yang dicuri dari Bor-O-Bdur dua ribu tahun lalu, benda yang dicuri oleh si Tanpa Mahkota. Dalam kisah Ceros ini, si kembar rela mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan Ali, Seli dan Raib. Padahal alat yang bisa menolong mereka berupa sarung tangan klan bumi milik mereka yang dipakai dan ditemukan Ali bisa membantu mereka keluar dari Bor-O-Bdur. Dan disinilah menariknya, karena Tere Liye ternyata sudah mempersiapkan Ceros, untuk mengakhiri kisah si Tanpa Mahkota. Tere Liye sungguh cerdas sekali dengan ide ceritanya. Setiap karakter baik selalu memiliki keistimewaan dan dipersiapkan untuk saling tolong menolong, khususnya membantu memecahkan masalah yang dihadapi Raib, Ali dan Seli di setiap pertarungan yang harus mereka hadapi. Sebenarnya, kisah ceros ini sangat sedih. “Kalian harus tahu, kita bukanlah pihak yang menyedihkan di dalam ruangan ini. Secara selintas, orang-orang mungkin akan lebih bersimpati kepada kita. Pembaca kisah petualangan kita juga lebih menyukai kita. Tetapi, sebenarnya si kembarlah yang paling pantas mendapatkan simpati.
Moral of the story : pesan moral yang bisa diambil dari kisah ceros ini tentang perngorbanan dan juga ketulusan, seperti yang perlihatkan oleh karakter Raib, Seli, Ali, juga Batozar.
BATOZAR. Kemudian cerita berikutnya tentang Batozar yang merupakan seorang kriminal yang memiliki teknik klan Bulan terbaik dan terlengkap, menguasai kepandaian menggunakan tangan, kaki, seni berkelahi tingkat tinggi sekaligus pengintai terbaik, yang ternyata membutuhkan Raib, Seli dan Ali untuk memecahkan masa lalunya yang sangat menyakitkan.“ Serangan paling mematikan justru berasal dari sentuhan lembut. Serangan terhebat bukan sesuatu yang datang dengan fantastis, spektakuler. Serangan terhebat justru datang dari kesabaran. Menunggu. Keheningan. “Berita adanya kapsul terbang di sekitar situs kuno tempat mereka karya wisata, membuat Raib geram. Raib berprasangka bahwa kapsul terbang yang tertangkap kamera dan menyebar luas dalam video itu adalah ILY versi 5 yang terlihat karena kecerobohan Ali. Namun, ternyata kapsul terbang yang tertangkap kamera itu bukanlah ILY melainkan prototipe kapsul terbang milik klan Bulan yang hilang bersamaan dengan hilangnya Batozar, sang penjagal. Batozar merupakan kriminal paling berbahaya Klan Bulan yang memiliki kemapuan menggunakan tangan, kaki, seni berkelahi tingkat tinggi sekaligus pengintai terbaik di samping ia mampu menguasai teknik klan Bulan. Hilangnya Batozar dan kemunculan prototipe kapsul terbang yang di curi memungkinkan kalau Batozar tengah bersembunyi di Bumi. Dengan hal itu, Miss Selena memerintahkan kepada Raib, Seli dan Ali untuk tidak berurusan dengan Batozar dan menyerahkan semuanya kepada Pasukan Bayangan. Namun, tanpa di sangka, mereka bertemu dengan Batozar di sebuah rumah makan.
Ali, dengan rasa ingin tahunya yang besar memutusan untuk mengikuti Batozar. Dengan kegeniusannya, Ali berhasil meletakkan pelacak di tubuh Batozar yang membuat mereka bisa mengetahui posisi Batozar. Penyergapan oleh Pasukan Bayangan pun di lakukan, di tengah pertempuran yang terjadi, Batozar mengenali Raib. Raib—Putri Bulan—yang memliki kemampuan berbicara dengan alam, ternyata adalah alasan Batozar untuk kabur dari penjara. Dalam keadaan terdesak, Batozar melakukan teleportasi dengan serta merta membawa Raib, Seli dan Ali ke ujung utara bumi. Di sana, Batozar memaksa Raib untuk melakukan kemampuannya berbicara dengan alam, untuk memutar kejadian 100 tahun yang lalu dengan maksud membuat Batozar kembali mengingat wajah istri dan putrinya yang telah hilang dari ingatannya. Berbicara dengan alam, bukanlah suatu teknik yang mudah untuk di lakukan, Raib harus berkonsentrasi penuh untuk membuat kilasan peristiwa tersebut hadir kembali. Di tengah rasa putus asa karena tak kunjung berhasil melakukan teknik tersebut, Batozar-pun mengalah, dan tidak ingin memaksa Raib untuk melakukannya lagi. Namun, Raib bersikukuh dan mengatakan tidak akan pulang sebelum berhasil mengbulkaan permintaan Batozar.
Karena rasa bersalahnya yang besar atas paksaan yang sedari awal di lakukannya, Batozar pun mencari cara agar Raib dapat kembali pulang bersama teman-temannya. Batozar kemudian, mengaktifkan kembali pelacak yang pernah Ali lekatkan di tubuhnya. Tak lama berselang, portal pasukan bayangan muncul di langit-langit, siap untuk menangkap Batozar dan menyelamatkan Raib, Seli dan Ali. DI tengah pertempuran yang melibatkan Batozar dan Pasukan Bayangan, kilasan peristiwa 100 tahun yang lalu tersebut muncul. Membawa serta fakta lain yang membuat Batozar terpenjara sekaligus menampilkan wajah istri dan anak Batozar. Di tengah haru yang dirasakan Batozar, pukulan mematikan yang di lancarkan oleh Pasukan Bayangan sudah tidak terelakan, Batozar dengan pasrah menerima segala serangan dari Pasukan Bayangan. Saat di detik terkahir, ia hilang bersamaan dengan kaca kecil yang ditemukan Ali di tempat terakhir Batozar menyerahkan diri.